Titik Awal Menuju Impian
Aku merupakan anak ke-2
dari tiga bersaudara. Usia adikku hanya berbeda dua tahun. Dari kecil, aku
sudah bercita-cita ingin menjadi seorang juru masak yang terkenal. Hal ini
bermula karena waktu kecil aku sering sekali bermain masak-masakan dan lambat
laun menjadi hobiku sampai detik ini dan selamanya. Saat aku berusia 5 tahun,
sambil memasak di dapur ibuku mengajari aku membaca dan menulis. Setiap hari ia
lakukan agar aku bisa membaca dan menulis saat sekolah nanti. Namun, setiap ia
mengajariku, aku justru penasaran dengan yang ibu lakukan saat memasak daripada
papan tulis yang ada dipintu dengan tulisan “INI IBU BUDI, INI AYAH ANI”. Lain
halnya dengan aku, adikku lebih memperhatikan apa yang tertulis di papan tulis.
Meskipun kadang kala aku hilang konsentrasi pandangan dari papan tulis dan
dimarahi oleh ibu, tetapi akhirnya aku bisa membaca dan menulis begitupun
adikku juga sudah bisa membaca.
Pendaftaran Sekolah
Dasar telah tiba. Aku dan ibu bersiap-siap ke sekolah. Ayah dan Ibu berharap
agar aku bisa masuk Sekolah Dasar Negeri. Akhirnya, aku diterima di SDN 05
Pagi, kebetulan sekolahku tidak terlalu jauh dari rumah. Selama 6 tahun, aku
belajar di sekolah itu dan menemukan banyak teman yang sampai saat ini masih
berkomunikasi. Dari kecil, aku sudah dipanggil chef di lingkungan keluarga
karena aku sering membantu ibu memasak, bahkan aku sudah bisa memasak dan
menyiapkan bekal sendiri setiap pergi ke sekolah. Setelah lulus dari Sekolah
Dasar, aku melanjutkan sekolah di SMPN 237. Saat itu, aku ingin sekali
cepat-cepat lulus agar aku bisa masuk ke sekolah memasak yang ada di SMKN 24.
Aku semakin giat
belajar dan setelah lulus dari SMP ternyata nilai UN ku bagus untuk masuk ke
SMA Negeri sehingga ibu, ayah, dan kakakku menyarankan agar aku masuk ke SMA
Negeri. Kakakku adalah anak yang selalu berprestasi di sekolahnya, mulai dari
SD, SMP, dan SMA sehingga akupun berfikir ingin seperti kakakku. Akhirnya, aku
mendaftar di SMAN 64 meninggalkan impianku. Saat itu, aku seperti melupakan apa
yang aku impikan sejak kecil. Selama SMA aku tetap belajar dengan tekun dan
menghasilkan nilai yang cukup baik. Aku ingat sekali saat guruku bertanya di
kelas,
“Apa cita-citamu, Nak?”.
“Ingin menjadi seorang
pengusaha, Pak”, tanpa ragu tiba-tiba aku menjawab.
“Memangnya kamu ingin
menjadi pengusaha apa, Nak?”, guruku bertanya lagi.
”Ingin jadi pengusaha
roti dan kue yang sukses”. Jawabku.
Lalu teman-temanku heran dengan jawabanku.
Guruku bertanya lagi,
“Apa kamu tidak salah
masuk ke sekolah ini?”.
Lalu guruku bertanya
pada semua murid, “kira-kira apa yang harus dilakukan oleh Anisa untuk mencapai
cita-citanya itu?”.
Temanku menjawab,”
seharusnya Anisa masuk sekolah boga untuk mengasah kemampuannya agar
cita-citanya tercapai”.
Akupun merasa bersalah
telah menjauh dari impian yang aku inginkan. Setelah lulus SMA, ingin sekali
aku melanjutkan ke perguruan tinggi negeri, akupun tak akan menyia-nyiakan
kesempatan untuk bisa masuk sekolah masak. Salah satu perguruan tinggi di
Jakarta, yaitu Universitas Negeri Jakarta yang aku tahu ada jurusan memasaknya.
Sebelum tes perguruan tinggi, aku di daftarkan bimbel oleh kakakku. Dia
berharap agar aku bisa lolos dalam tes ini. Namun, Allah belum mengabulkan
doaku untuk masuk di perguruan tinggi negeri. Saat itu, aku sangat sedih antara
melanjutkan ke sana atau tidak, tetapi banyak temanku yang memotivasi dan
berharap agar ditahun depan aku bisa masuk perguruan tinggi negeri dengan
jurusan yang aku inginkan.
Selama setahun aku
didaftarkan kembali untuk mengikuti bimbel, khusus untuk masuk PTN. Di sana lah
aku bertemu banyak orang hebat yang tidak mudah patah semangat untuk mencapai
cita-citanya sehingga membuat aku semakin bersemangat belajar. Tak terasa
SBMPTN sebentar lagi tiba, ada rasa kangen yang akan diingat terus sampai
kapanpun saat kita belajar bersama dari pagi hingga sore setiap hari,
berlomba-lomba masuk sepuluh besar setiap ulangan yang diadakan setiap seminggu
sekali, berbagi cerita satu sama lain tentang kehidupan masing-masing, tentang
konsultasi jurusan bersama guru-guru kami agar jurusan yang kami pilih menjadi
jalan yang memudahkan kami menuju cita-cita, tentang apapun yang terjadi pada
hasil pengumuman SBMPTN, dan masih banyak lagi.
SBMPTN pun tiba, dan
aku sangat bersungguh-sungguh mengerjakannya. Hingga diakhir pengumuman pun kami
semua dapat bernapas lega karena masuk dalam perguruan tinggi negeri. Begitupun
aku yang mendapatkan PTN terkenal di Jakarta, yaitu Universitas Negeri Jakarta
dan masuk dalam program studi Pendidikan Tata boga. Meskipun aku berasal dari
SMA, tetapi aku tak menyesal bahkan merasa bersyukur bisa mendapat ilmu dari
semua bidang. Inilah merupakan titik awal yang nantinya akan mengantarkanku
pada impianku sejak kecil. Amin.
Oprah Winfrey pernah
mengatakan “saya telah jatuh pada jurang terdalam dalam hidup ini karena tidak
ada lagi jurang lebih dalam dimana saya bisa jatuh lagi, maka satu-satunya yang
ada dipikiran saya adalah bagaimana saya
bisa memanjatnya dan terus mendaki hingga ke puncak”. Begitulah kehidupan
para bintang!
Jadi, cita-cita sejak
kecil sangat berarti untuk memotivasi diri kita untuk mencapai impian yang kita
inginkan. Tak ada kata terlamabat untuk mencapai impian yang kita inginkan dan
jadikan hobi yang kita sukai sebagai jalan menuju kesuksesan yang akan
mengantarkan kita pada cita-cita.
Postingan ini adalah
kurikulum KOMBUN Periode ke-3 bulan September 2014, dengan tema kisah inspirasi
masa sekolah. Terimakasih untuk KOMBUN yang membuat saya menjadi ingin berbagi
kisah inspirasi dari sebuah pengalaman yang tak ternilai harganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar